Newest Post
Selamat datang
di blog ku sheyeng. Kali ini aku akan membahas tentang Robot Journalism. So,
langsung aja kita bahas yuk. Robot Journalism biasa disebut dengan jurnalisme
robot. Robot yang dimaksud ini bukanlah robot yang memiliki bentuk fisik gengs,
namun lebih seperti sistem yang dapat menyusun dan membuat berita. Teknologi
kecerdasan buatan atau Artificial Intellingence (AI) merupakan sistem inti
untuk membuat teknologi robot journalism ini. Robot journalism ini memiliki
tugas untuk mengumpulkan atau mengkurasi informasi yang dibutuhkan dalam proses
pembuatan berita. Informasi yang didapat tersebut bersumber dari internet. Jadi
cara kerja robot ini yaitu dengan meringkas atau merangkum sebuah informasi
menjadi satu kesatuan yang bersumber dari internet. Praktis sekali yak.
Namun apakah dengan suatu inovasi ini peran manusia
sebagai jurnalis akan tergantikan? Hmm, untuk saat ini menurutku peran
manusia sebagai jurnalis belum akan tergantikan oleh robot. Mengapa demikian?
Karena teknologi ini belum banyak diterapkan di Indonesia, ya meskipun sudah
ada beberapa yang mulai menerapkannya, namun masih saja terdapat kekurangan
dari inovasi ini, misalnya saja bahasa yang digunakan teralalu kaku. Dan
menurutku peran AI ini justru malah mempermudah kerja jurnalis. Why? Karena dengan
teknologi ini jurnalis dapat lebih menghemat waktu dan karena ini adalah sebuah
sistem, maka sistem ini dapat bekerja 24 jam nonstop, tidak seperti manusia
yang memerlukan istirahat. Jadi jurnalis dapat mengerjakan hal hal lain yang
memerlukan pengetahuan atau pengamatan yang mendalam, misalnya saja seperti
laporan investigasi. Menurut saya alogaritma AI tetap saja tidak akan bisa
melakukan beberapa tugas yang dilakukan oleh jurnalis, misalnya saja AI tetap
tidak bisa datang ke lokasi berita dan melakukan proses wawancara.
Namun
kemungkinan dalam beberapa tahun ke depan, bisa saja teknologi AI ini menjadi
semakin sempurna dan menggeser peran jurnalis. Karena dengan teknologi ini
pastinya akan lebih menghemat biaya produksi, dan seperti yang ku bilang
sebelumnya, karena Robot Journalism ini merupakan sebuah sistem, maka ia sanggup
bekerja 24 jam nonstop.
Apakah dengan adanya teknologi robot journalism ini masih
terdapat kemungkinan muncul kesalahan dalam proses memproduksi berita? Menurutku sih
pasti masih terdapat kemungkinan AI melakukan kesalahan. Karena bagaimanapun
juga Teknologi ini tetaplah merupakan alat buatan manusia yang bisa rusak kapan
saja. Misalnya saja bisa terjadi kerusakan pada sistem akibat virus yang
mengakibatkan kesalahan penulisan pada berita. Maka dari itu peran manusia
tetaplah diperlukan, terutama dalam proses pengembangan teknologi agar
teknologi ini semakin sempurna. Selain itu peran manusia juga diperlukan dalam
proses mengawasi kinerja Teknologi tersebut guna meminimalisir kesalahan.
Lalu, bagaimana
dengan identitas jurnalis digital, maupun tradisional dengan kehadiran robot
journalism ini? Menurut pandangan ku, Identitas jurnalisme tradisional
tetaplah sama, hanya jurnalisme digital yang sedikit berubah Jurnalisme digital
akan tidak lagi memandang media online sebagai ladang uang, sebab robo
journalism ini tidak akan membuat judul yang kontravrsional dan sensasional
karena bahasa yang digunakannya akan lebih baku. Kadangkala kita seringkali
melihat berita dengan judul yang sensasional dan tidak berorientasi kepada
publik. Mungkin dalam jangka waktu beberapa tahun, robot journalism ini akan
membuat pandangan masyarakat akan jurnalisme digital menjadi lebih baik lagi,
karena kualitas akan informasinya dan lebih mengedepankan norma norma
jurnalistik yang ada. Namun, mungkin akan ada beberapa masyarakat yang
menganggap robo journalism akan mementingkan kuantitas daripada kualitas berita,
mengapa? Karena robo journalism dapat secara instant membuat berita dalam 24
jam nonstop.
Sumber :